Rabu, 11 Januari 2017

08.08.2018

Seorang Anak Mengeluh Kepada ibunya
Suatu hari, seorang anak datang kepada ibunya yg sedang bekerja “Oh ibu, ibu” kata anak.

Ada apa? tanya ibu
Ibu kemudian duduk disamping anaknya dan berkata, ceritakan nak, ibu akan mendengarkan.

“saya lemah, sangat lemah … saya lemah karana belajar mati matian untuk mendapat nilai terbalik
Saya letih karana saya harus terus membantu ibu membersihkan rumah, sedang kawan semua ada pembantu, saya ingin punya pembantu saja! … letih letih, sangat letih …

Saya letih karana saya harus menabung, sedang kawan2  terus  tanpa menabung…saya ingin belajar terus! …

Saya letih,  karana saya harus menjaga sikapku untuk menghormati kawan kawan, sedang kawan kawan seenaknya saja bersikap kepada saya

Saya letih, sangat letih karana  harus menjaga lisanku untuk tidak menyakiti, sedang teman suka saja berbicara sampai sakit hati…

Saya letih ibu, menahan diri seperti ini…saya ingin seperti mereka…mereka terlihat senang, saya ingin bersikap seperti mereka ibu ! ..”  anak mulai menangis…

Nasihat Bijak  ibu
Kemudian ibu hanya tersenyum dan menggeleng kepala anaknya sambil berkata ” anakku ayo ikut ibu, ibu akan menunjukkan sesuatu kepadamu”, lalu ibu menarik tangan anak kemudian mereka menyusuri sebuah jalan yang berbatu, banyak duri, serangga, lumpur, dan lalang dan bermacam dugaan.

Lalu anak pun mulai mengeluh ” ibu nak kemana kita?? Saya tidak suka jalan ini, lihat kasut saya jadi kotor, kaki luka karana tertusuk duri. badan dikelilingi oleh serangga, berjalanpun susah karana ada banyak lalang. Aku benci jalan ini ibu. Ibu hanya diam.

Akhirnya mereka sampai pada sebuah telaga yang sangat indah, airnya sangat segar, hawanya begitu sejuk, ada banyak kupu kupu, bunga bunga yang cantik, dan pepohonan yang sangat rendang.

“Wwaaaah… tempat apa ini ibu? Saya suka! Saya suka tempat ini!”. Ibu hanya diam dan kemudian duduk di bawah pohon yang rindang beralaskan rumput hijau.
“Kemarilah anakku, ayo duduk di samping ibu” ujar ibu, lalu anak pun ikut duduk di samping ibunyanya.

” Anakku, tahukah kau mengapa di sini begitu sepi? padahal tempat ini begitu indah?”
” Tidak tahu ibu memangnya kenapa?”

” Itu karana orang orang tidak mahu menyusuri jalan yang berliku tadi, padahal mereka tau ada telaga di sini, tetapi mereka tidak  bersabar dalam menyusuri jalan itu”
” Ooh… berarti kita orang yang sabar ya yah? alhamdulillah”
” Nah, akhirnya kau mengerti”
” Mengerti apa? Saya tidak mengerti”

Anakku, kesabaran dalam belajar, kesabaran dalam bersikap baik, kesabaran dalam kujujuran,
kesabaran dalam setiap kebaikan
 agar kita mendapat kemenangan, seperti jalan yang tadi.

Bukankah kau harus sabar saat ada duri melukai kakimu, kau harus sabar saat lumpur mengotori kasutmu, kau harus sabar melawati lalang dan kau pun harus sabar saat dikelilingi serangga. Dan akhirnya semuanya terbayar kan? ada telaga yang sangatt indah. Seandainya kau tidak sabar, apa yang kau dapat? kau tidak akan mendapat apa apa anakku, oleh karana itu bersabarlah anakku

” Tapi ibu, tidak mudah untuk bersabar ”

Ibu tau, oleh karana itu ada ibu yang menggenggam tanganmu agar kau tetap kuat. Begitu pula hidup, ada ayah dan ibu yang akan terus berada di sampingmu agar saat kau jatuh, kami bisa mengangkatmu.

Tapi ingatlah anakku… ayah dan ibu tidak selamanya bisa mengangkatmu saat kau jatuh, suatu saat nanti, kau harus bisa berdiri sendiri, maka jangan pernah kau gantungkan hidupmu pada orang lain, jadilah dirimu sendiri. Seorang pemuda beragama yang kuat, yang tetap tabah dan sabar maka kau akan dapati dirimu tetap berjalan menyusuri kehidupan saat yang lain memutuskan untuk berhenti dan pulang, maka kau tau akhirnya kan?”

Ya ibu, saya tahu.
 akan dapat surga yang indah yang lebih indah dari telaga ini. Sekarang saya mengerti. Terima kasih ibu ,saya akan tetap ingat .pesanan ibu...

Ibu sangat menyayangimu anakku. Jika kelak kau menjadi seorang pemimpin rumah tangga dan seorang ayah, maka jadilah seperti air yang ada di telaga ini. Begitu indah dan bersih. Ia menjadi sumber kekuatan dan kehidupan bagi apapun yang ada disekitarnya. Air inilah yang menjadikan bunga itu nampak begitu cantik dan begitu banyak pohon rendang disini. Jadilah kau kelak seperti itu. "MENJADI SUMBER KEHIDUPAN BAGI KELUARGAMU"

Tiada ulasan:

Catat Ulasan