Assalamualaikum selamat pagi semua saudaraku......
Suatu hari, seorang tukang kayu yang buta huruf menerima sepucuk surat.
Karana buta huruf, tergesa-gesa ia menuju ke penjual daging kenalannya yang punya watak keras untuk minta tolong membacakan surat.
"Ini surat dari anakku ...
Begini bunyinya: Ayah aku sakit dan tidak ada wang sesen pun, tolong kirimkan aku sejumlah wang sesegera mungkin."
Surat di bacakan dengan keras & kasar oleh tukang daging.
Tukang kayu menjadi marah, ia berkata : "Dasar anak tak tahu diri ! Memangnya dia siapa memerintah aku, ayahnya?
Jangan kira aku akan mengirim dia sesen pun."
Dalam kemarahannya ia kembali ke rumah, tapi diperjalanan ia bertemu sahabatnya, seorang penjahit yang bersuara lembut.
Ia pun bercerita tentang surat yang tadi, "cuba kau lihat sendiri surat anakku ini".
Penjahit itu lalu membaca surat itu dengan suaranya yang lembut.., tenang.. dan jelas.
Tiba² surat itu berbunyi sangat lain, si Tukang kayu itu pun menjadi sedih,
"Oh anakku malang... ia pasti sangat menderita, lebih baik aku segera mengirimnya wang sekarang juga."
Pesan sangat tergantung pada cara penyampaiannya...
Bila kita renungkan, konflik yang terjadi antara pasangan.., sahabat.., rekan kerja.., sering bukan karana ada masalah besar & rumit yang tidak bisa dipecahkan, namun karana kita tidak dapat mengatur cara kita menyampaikannya.
Terutama saat kita tidak setuju, lalu menyampaikannya dengan sikap lebih sabar.., ramah.., lembut..,
maka yang mendengarnya akan mudah menerima dan tidak akan terjadi pertentangan.
"Jawapan yang lemah lembut meredakan kemarahan,
tetapi perkataan yang pedas membangkitkan kemarahan."
Sabtu, 3 Februari 2018
05.02.2018 kisah tukang kayu
Langgan:
Catat Ulasan (Atom)
Tiada ulasan:
Catat Ulasan