Menghitung sebuah kesilapan lalu dengan air mata penyesalan dalam mencari sinar hidup baru
Di siang hari, dia berusaha menjadi kuat namun sesekali dia tewas.
Air matanya turun tanpa sedar.
Barangkali terlalu lama dalam memendam, dia sampai terlupa kalau ada butir halus yang meronta meminta untuk dilepaskan.
Namun dia belajar untuk TUMBUH dari LUMPUH.Meraikan KESEDIHAN bukan dengan sebuah RATAPAN.
Dia berusaha menggembirakan orang orang sekeliling meski jiwanya sendiri sedang ditikam kesedihan.
Dan di malam hari, topengnya dibuka.
Itulah wajah aslinya.
Lukisan hitam di bawah mata sudah cukup menggambarkan apa hatinya terikat.
Ya. Dia tahu semua ini akan berlalu.
Dia tahu kebahagiaan akan kembali menakhluk.
Dia cuma mahu menikmati perih ini sendiri. Dan dengan menghiburkan orang sekeliling, sebenarnya dia juga sedang menghiburkan hatinya sendiri.
............Macam mana kita mahu tahu dia sahabat sebenar atau tidak?
1- Saat kita buat salah, dia menegur dengan berhikmah dan tidak mengaibkan kita di hadapan orang.
2- Saat bergurau dan mengkritik, dia tidak berlebih-lebihan dan tahu batasan.
3- Saat gembira/senang, dia ada dekat dan saat sedih/susah dia lebih rapat.
4- Saat semua mencela/menuduh bukan-bukan, dia tidak mudah percaya dan akan bertanya secara peribadi untuk kepastian.
5- Saat kita terleka, dia akan mengingatkan dengan mengajak kita semua untuk sama-sama berusaha untuk lebih rapat dengan Tuhan dan melakukan kebajikan dan perkara-perkara kebaikan.
Semakin berusia, semakin kita kenal rupa-rupa manusia.
